Tentang Nibbana – Udāna 8.1
BAB (TENTANG) PENDUDUK DESA PĀṬALĪ
Paṭhamanibbānasuttaṁ 71
Khotbah Pertama tentang Nibbāna
Demikianlah yang kudengar: pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di dekat Sāvatthī, di Hutan Jeta, di vihara Anāthapiṇḍika.
Pada saat itu Sang Bhagavā mengajarkan, menyemangati, mendorong, dan menggembirakan para bhikkhu dengan khotbah Dhamma yang berhubungan dengan Kebebasan.
Para bhikkhu itu, setelah menetapkan tujuan mereka, mengarahkan pikiran mereka, mencurahkan segenap pikiran mereka, sedang mendengarkan Dhamma dengan penuh perhatian.
Kemudian Sang Bhagavā, memahami pentingnya hal ini, pada kesempatan itu mengucapkan ucapan agung ini:
“Ada bidang itu, para bhikkhu,
Di mana tidak ada tanah, tidak ada air, tidak ada udara,
Tidak ada bidang ruang tanpa batas, tidak ada bidang kesadaran tanpa batas,
Tidak ada bidang kekosongan, tidak ada bidang bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi,
Tidak ada dunia ini, tidak ada dunia berikutnya, juga tidak ada matahari dan bulan.
“Di sana, para bhikkhu, aku katakan tidak ada kedatangan,
Tidak ada kepergian, tidak menetap, tidak ada kematian, tidak ada kelahiran kembali.
Tanpa penyokong, tidak bergerak, tanpa objek – inilah akhir penderitaan.”
Udāna 8.2
Dutiyanibbānasuttaṁ 72
Khotbah ke Dua tentang Nibbāna
Demikianlah yang kudengar: pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di dekat Sāvatthī, di Hutan Jeta, di vihara Anāthapiṇḍika.
Pada saat itu Sang Bhagavā mengajarkan, menyemangati, mendorong, dan menggembirakan para bhikkhu dengan khotbah Dhamma yang berhubungan dengan Kebebasan.
Para bhikkhu itu, setelah menetapkan tujuan mereka, mengarahkan pikiran mereka, mencurahkan segenap pikiran mereka, sedang mendengarkan Dhamma dengan penuh perhatian.
Kemudian Sang Bhagavā, memahami pentingnya hal ini, pada kesempatan itu mengucapkan ucapan agung ini:
“Apa yang disebut ‘tanpa kecondongan’ (Kebebasan) adalah sulit diihat, karena adalah tidak mudah untuk melihat kebenaran,
Tidak ada apapun (tidak ada kekotoran) pada seorang yang mengetahui, yang telah menembus ketagihan, pada seorang yang melihat.”
Udāna 8.3
Tatiyanibbānasuttaṁ 73
Khotbah ke Tiga tentang Nibbāna
Demikianlah yang kudengar: pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di dekat Sāvatthī, di Hutan Jeta, di vihara Anāthapiṇḍika.
Pada saat itu Sang Bhagavā mengajarkan, menyemangati, mendorong, dan menggembirakan para bhikkhu dengan khotbah Dhamma yang berhubungan dengan Kebebasan.
Para bhikkhu itu, setelah menetapkan tujuan mereka, mengarahkan pikiran mereka, mencurahkan segenap pikiran mereka, sedang mendengarkan Dhamma dengan penuh perhatian.
Kemudian Sang Bhagavā, memahami pentingnya hal ini, pada kesempatan itu mengucapkan ucapan agung ini:
“Ada, para bhikkhu, yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi.
Jika, para bhikkhu, tidak ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi, maka kalian tidak mungkin mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan, yang menjelma, yang diciptakan, dan yang terkondisi.
Tetapi, karena ada yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, tidak terkondisi, maka kalian dapat mengetahui jalan membebaskan diri dari yang dilahirkan, yang menjelma, yang diciptakan, dan yang terkondisi.”
Udāna 8.4
Catutthanibbānasuttaṁ 74
Khotbah ke Empat tentang Nibbāna
Demikianlah yang kudengar: pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di dekat Sāvatthī, di Hutan Jeta, di vihara Anāthapiṇḍika.
Pada saat itu Sang Bhagavā mengajarkan, menyemangati, mendorong, dan menggembirakan para bhikkhu dengan khotbah Dhamma yang berhubungan dengan Kebebasan.
Para bhikkhu itu, setelah menetapkan tujuan mereka, mengarahkan pikiran mereka, mencurahkan segenap pikiran mereka, sedang mendengarkan Dhamma dengan penuh perhatian.
Kemudian Sang Bhagavā, memahami pentingnya hal ini, pada kesempatan itu mengucapkan ucapan agung ini:
“Bagi yang bergantung maka ada gejolak, bagi yang tidak bergantung maka tidak ada gejolak.
Jika tidak ada gejolak maka ada ketenangan, jika ada ketenangan maka ada tanpa-kecondongan.
Jika ada tanpa-kecondongan, maka tidak ada datang atau pergi.
Jika tidak ada datang atau pergi, maka tidak ada kematian dan kelahiran kembali.
Jika tidak ada kematian dan kelahiran kembali, maka tidak ada di sini atau di alam berikutnya, atau di antara keduanya—inilah akhir penderitaan.”
Heartfelt Sayings
About Extinguishment (1st)
So I have heard. At one time the Buddha was staying near Sāvatthī in Jeta’s Grove, Anāthapiṇḍika’s monastery. Now at that time the Buddha was educating, encouraging, firing up, and inspiring the mendicants with a Dhamma talk about extinguishment. And those mendicants were paying heed, paying attention, engaging wholeheartedly, and lending an ear.
Then, knowing the meaning of this, on that occasion the Buddha expressed this heartfelt sentiment:
“There is, mendicants, that dimension where there is no earth, no water, no fire, no wind; no dimension of infinite space, no dimension of infinite consciousness, no dimension of nothingness, no dimension of neither perception nor non-perception; no this world, no other world, no moon or sun. There, mendicants, I say there is no coming or going or remaining or passing away or reappearing. It is not established, does not proceed, and has no support. Just this is the end of suffering.”
Heartfelt Sayings
About Extinguishment (2nd)
So I have heard. At one time the Buddha was staying near Sāvatthī in Jeta’s Grove, Anāthapiṇḍika’s monastery. Now at that time the Buddha was educating, encouraging, firing up, and inspiring the mendicants with a Dhamma talk about extinguishment. And those mendicants were paying heed, paying attention, engaging wholeheartedly, and lending an ear.
Then, knowing the meaning of this, on that occasion the Buddha expressed this heartfelt sentiment:
“It’s hard to see what they call the ‘uninclined’,
for the truth is not easy to see.
For one who has penetrated craving,
who knows and sees, there is nothing.”
Heartfelt Sayings
About Extinguishment (3rd)
So I have heard. At one time the Buddha was staying near Sāvatthī in Jeta’s Grove, Anāthapiṇḍika’s monastery. Now at that time the Buddha was educating, encouraging, firing up, and inspiring the mendicants with a Dhamma talk about extinguishment. And those mendicants were paying heed, paying attention, engaging wholeheartedly, and lending an ear.
Then, knowing the meaning of this, on that occasion the Buddha expressed this heartfelt sentiment:
“There is, mendicants, an unborn, unproduced, unmade, and unconditioned. If there were no unborn, unproduced, unmade, and unconditioned, then you would find no escape here from the born, produced, made, and conditioned. But since there is an unborn, unproduced, unmade, and unconditioned, an escape is found from the born, produced, made, and conditioned.”
Heartfelt Sayings
About Extinguishment (4rd)
So I have heard. At one time the Buddha was staying near Sāvatthī in Jeta’s Grove, Anāthapiṇḍika’s monastery. Now at that time the Buddha was educating, encouraging, firing up, and inspiring the mendicants with a Dhamma talk about extinguishment. And those mendicants were paying heed, paying attention, engaging wholeheartedly, and lending an ear.
Then, knowing the meaning of this, on that occasion the Buddha expressed this heartfelt sentiment:
“For the dependent there is agitation. For the independent there’s no agitation. When there’s no agitation there is tranquility. When there is tranquility there’s no inclination. When there’s no inclination, there’s no coming and going. When there’s no coming and going, there’s no passing away and reappearing. When there’s no passing away and reappearing there’s no this world or world beyond or between the two.
Just this is the end of suffering.”